Monday, November 19, 2007

CARA BARU MEMANDANG RUTINITAS

Pengkotbah 1:9
“Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru dibawah matahari”


Bagaimana kita menghadapi suatu rangkaian kehidupan yang terus menerus dan monoton tanpa perubahan? Salah satu caranya yaitu mencoba menggantikan cara pandang yang lama dengan pandangan baru.

Kita cenderung melakukan rutinitas secara berulang-ulang. Misalnya kita selalu makan, tidur, bekerja, dan melakukan kegiatan yang itu-itu saja. Akibatnya, kita kehilangan semangat hidup karena menganggap “tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.”

Namun, ada cara baru dalam memandang kehidupan ini. Dunia dapat disamakan dengan “Panggung sandiwara” dari drama kekekalan. Kita adalah aktornya. Terbit dan terbenamnya matahari seumpamanya “layar lebar” yang naik turun setiap hari. Ketika kita melaksanakan tugas sehari-hari, itu sebenarnya sebuah kesempatan indah untuk mengenal dan menikamati kebaikan serta kebikjaksanan sang Sutradara Angung
(PKH 5:8-19).

Saat kita terlibat dalam aktivitas yang berulang-ulang ini, karakter kita dibentuk, iman kita dikuatkan, harapan kita ditambahkan, dan daya tahan kita dikembangkan. Melalui setiap kejadian biasa, Allah mengatakan kepada kita bahwa didunia ini kita mempunyai kelabihan untuk melakukan rentetan tugas.

Rutinitas boleh jadi sama. Namun, jika kita memperbaharui cara pandang kita, maka rutinitas itu pun akan terasa berbeda dan mengasyikan untuk kita lakukan. Karena, bukankah Tuhan pun berkarya dalam segala rutinitas kita?

Doa
Tuhan Yesus, hari ini aku boleh belajar arti kehidupan. Di balik rutinitas yang aku jalani selama ini ada sesuatu yang berharga dalam membentuk kepribadianku. Amin.

TUBUHKU BAIT-MU

1 Korintus 6:19
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah,… dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”.


Adakah dari teman-teman pembaca semua yang mau rumahnya berantakan? Banyak sampah, berdebu dan bau? Tentunya tidak bukan? Yang kita inginkan pasti rumah yang bersih, teratur ,dan terpelihara yang akan membuat kita betah tinggal didalamnya bukan?.

Sama halnya dengan tubuh dan kehidupan kita merupakan Bait Allah, sebab Firman Allah mengatakan dalam (1 korintus 3:16) “Tidakkah kamu tahu, bahwa kamu adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia, sebab Bait Allah adalah kudus dan Bait Allah itu adalah kamu”. Jadi yang di maksud disini bukanlah tentang bangunan atau gedung, tetapi kehidupan kita sendiri.

Seperti halnya rumah yang kita huni, tentunya kita juga akan menjaganya dari serangan orang asing dan masuknya berbagai macam debu dan sampah. Demikian jugalah kita harus menjaga Bait Allah yang ada di dalam hati kita supaya tidak dimasuki segala macam hal yang buruk seperti berbicara kotor, pikiran dan prasangka buruk, gossip dan segala hal yang tidak berkenan di hati Tuhan, termasuk halnya merokok. Karena dengan merokok lama kelamaan akan membuat tubuh kita menjadi sakit dan itu berarti secara berlahan-lahan kita merusak Bait Allah itu sendiri.

Jadi, janganlah sembarangan memperlakukan tubuh kita karena Allah Mahakuasa berdiam didalamnya. Janganlah sakiti tubuh dengan pola hidup yang tidak sehat serta kebiasaan buruk lainnya. Biarlah tubuh dan hidup kita membawa kemulian bagi Allah Bapa. Karena, tubuh kita adalah bait-Nya dan tempat kediaman-Nya.

Doa
Tuhan Yesus, kupersembahkan hidupku menjadi bait-Mu. Biarlah melalui hidupku, kehendak dan rencana-Mu saja yang tergenapi. Amin.

TIDAK USAH KHAWATIR

Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya?” (matius 6:27)

Pembaca blog ini pasti pernah khawatir bukan? Setiap orang pasti pernah khawatir, Khawatir tentang masa depan, pekerjaaan, jodoh, kesehatan atau ekonomi. Pada saat kekhawatiran muncul apa yang akan kita lakukan? Kita cenderung mengambil langkah yang tepat, sesuai kemampuan dan kekuatan kita. Kemudian menyelesaikannya dengan cara kita sendiri.

Kekhawatiran merupakan kegagalan sebelum menghadapi peperangan. Kekhawatiran merupakan “senjata” iblis untuk melemahkan iman. Firman Tuhan di atas dengan jelas mengatakan bahwa kekhawatiran tidak dapat menambah sehasta saja pada jalan hidup kita. Kita tahu sehasta itu hanya 45 cm! sedangkan jalan hidup yang harus kita tempuh masih sangat panjang. Semakin banyak kita menyimpan kekhawatiran semakin sulit kita melihat pertolongan yang Tuhan berikan. Kekhawatiran adalah suatu pertanda bahwa kita tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menolong. Orang yang khawatir adalah orang yang meragukan kemampuan Allah dalam hidupnya.

Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir terhadap apa pun juga. Sebab, Tuhan turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya. Selain itu, Allah berjanji akan memberikan jalan keluar. Percayalah bahwa pencobaan tidak akan pernah melebihi kekuatan kita kerena semuanya itu hanyalah pencobaan biasa yang dapat memperkuat iman kita kepada Allah

Doa
Tuhan Yesus, terimakasih karena Engkau turut bekerja melalui segala sesuatu yang kualami di kehidupanku ini. Amin
.